Maaf jika postingan saya kali ini menyimpang dari tema blog ini, tapi tetap bermanfaat kan!!
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Kepada yang
terhormat Kepala SMP Negeri 20 Malang,
Para Bapak/Ibu
Guru dan Staf SMPN 20 Malang yang saya
hormati,
Dan Teman –
Teman yang saya sayangi.
Pertama – tama mari kita panjatkan
puji syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita bisa dapat berkumpul lagi dalam acara Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke- 86 ini.
kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita bisa dapat berkumpul lagi dalam acara Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke- 86 ini.
Hadirin yang
berbahagia,
Saya selaku wakil dari kelas IX
sudah sepantasnya mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
hadirin, yang penuh keikhlasan dan bersedia hadir dan meluangkan waktunya untuk
menghadiri acara hari sumpah pemuda ini.
Dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato yang berjudul “ hari
sumpah pemuda ”. saya akan menyampaikan beberapa hal – hal mengenai hari sumpah
pemuda yang saya ulas dalam pidato ini sehinnga kita tahu bagaimana perjuangan
para pemuda dahulu.
Hadirin yang
terhormat,
Setiap tanggal 28 Oktober kita
akan selalu memperingati hari sumpah pemuda di seluruh Indonesia. Perlu kita
ketahui kenapa kita harus selalu memperingati hari sumpah pemuda ini. Kita
selalu memperingati hari sumpah pemuda ini sebab karena perjuangan para pemuda
Indonesia yang tidak sulit. Tekad para pemuda yang tiada hentinya untuk
membebaskan para pemuda yang lain agar bisa sekolah dan menggapai cita – cita
mereka.
Kita ketahui bahwa perjuangan
para pemuda tidaklah mudah, mereka bersusah payah untuk memperjuangkan
persatuan dan kesatuan yang mereka tananam melekat di jiwa mereka. Rasa senasib
sepenanggungan sebagai bangsa yang terjajah, merupakan modal kuat bagi mereka
untuk bersatu. Untuk itu mereka pun berusaha mencari jalan keluar dari semua
permasalahan itu.
Hadirin yang
terhoramat,
Bangsa kita telah dijajah sudah
lama sekali oleh bangsa Belanda yang sekitar 350 tahun lamanya. Perlu kita
ketahui para pemuda saat itu sedang memikirkan bagaimanana agar mereka bisa
bersekolah. Di zaman sekarang ini sangatlah mudah untuk bersekolah, sedangkan
dahulu sangatlah sulit. Sebab hanya orang keturunan belanda saja yang dapat
atau bisa bersekolah. Oleh sebab itu mereka pun membentuk suatu organisasi yang
tersebar di mana – mana yang ada di seluruh nusantara.
Organisai itu antara lain yaitu
Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamienten
Bond, dan Jong Ambon. Semua anggota organisasi tersebut adalah para pemuda
Indonesia yang ingin mengeluarkan indonesia dari keterpurukan yang dialami
pemuda disana.
Oleh sebab itu, mereka pun
melakukan rapat yang disebut kongres pemuda yang ke–2 dari Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia yang disingkat PPPI. Akhirnya setelah melakukan beberapa
rapat mereka pun berhasil merumuskan sebuah text yang disebut Text Sumpah
Pemuda yang berisi :
- Kami poetera dan poeteri
Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
- Kami poetera dan poeteri
Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
- Kami poetera dan poeteri
Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Dari
isi text sumpah pidato tersebut bahwa nilai kandungannya adalah secara tegas
membulatkan tekad para pemuda, bahwa meskipun berasal dari pelbagai suku,
golongan atau organisasi, tetapi pada hakikatnya tetap satu tanah air, satu
bangsa, dan satu bahasa. Persamaan tekad dan pengakuan inilah yang pada
akhirnya membawa keluhuran cita-cita yang sama, yakni kemerdekaan Indonesia.
Hadirin
yang berbahagia,
Oleh karena itu kita patut
berterima kasih kepada para pemuda yang telah memperjuangkan negara kita ini
dan kita patut bersyukur sebab banyak orang masih membutuhkan sekolah yang
layak seperti kita pada saat ini. Untuk itu kita harus berusaha dan berusaha
untuk menggapai cita – cita yang kita inginkan dengan bersungguh – sungguh
dalam belajar sebab kita masih diberi kesempatan agar bisa mencapai cita – cita
kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar