Jumat, 24 Januari 2014

Tim Bulutangkis RI, Kembali Gagal Juarai World Junior Championships












World Junior Championships (WJC) merupakan event tahunan yang diadakan oleh BWF (Badminton World Federation). WJC merupakan turnamen untuk atlet bulutangkis U-19 atau under 19. Tidak hanya mempertandingkan nomor individu, WJC juga mempertandingan tim beregu. Nah, kejuaran beregu tersebut bertajuk Suhandinata Cup Junior Mixed Team Championships. Kejuaraan beregu tersebut mempertandingkan 5 partai, yaitu: tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Bila anda pecinta olahraga bulutangkis tentu ada mengetahui tentang Sudirman Cup? Nah, Suhandinata Cup ini merupakan “Sudirman cup” nya atlet junior.
Sebelum mereview pertandingan yang berlangsung selama perhelatan Suhandinata Cup, saya ingin membagi sedikit informasi mengenai Suhandinata Cup. Mendengar nama Suhandinata, tentu yang terlintas dalam pikiran anda “Kok namanya Indonesia banget ya”. Yap! Sama halnya dengan Sudirman Cup, nama Suhandinata juga diambil dari salah satu tokoh penting dalam organisasi bulutangkis dunia yang berasal dari Indonesia. Nah, nama Suhandinata itu diambil dari nama belakang Suharso Suhandinata. Bapak Suharso memiliki jasa yang besar untuk BWF, bahkan beliau mendapat julukan “Mr. Diplomat” karena jasa beliau yang mampu menyatukan dua badan dunia bulu tangkis internasional, yaitu International Badminton Federation(IBF) dan World Badminton Federation (WBF) tahun 1978 menjadi BWF.
Tahun ini perhelatan tersebut digelar di negeri gajah Thailand. Di babak-babak awal Indonesia bisa dikatakan menang mudah atas tim junior dari negara peserta lain (USA, Srilanka). Setelah memasuki babak semifinal, lawan-lawan yang dihadapi semakin berat. 4 negara yang lolos ke semifinal adalah Indonesia, China, Korea Selatan dan Jepang. Semifinal itu malah menyerupai Asian Games, dikarenakan semua semifinalis berasal dari negara-negara Asia.
Di babak semifinal Indonesia harus menghadapi tim juara bertahan dan unggulan pertama China. China memang dikenal dengan rajanya bulutangkis dunia, di semua kejuaraan bulutangkis Internasional, pemain dari negeri tirai bambu itu kan pernah absen menyabet gelar juara. Indonesia yang merupakan unggulan keempat tentu harus bekerja lebih keras untuk dapat menaklukan tim raksasa China. Sebelum bertanding para pemain dan official mengadakan doa bersama. Mereka tentu sangat berharap bisa masuk ke final dan memboyong Suhandinata Cup ke tanah air.
Di partai pertama Indonesia menurunkan Kevin Sanjaya/Arya Maulana gagal menyumbang point untuk Indonesia karena takluk oleh ganda putra China Liu Yuchen/Siwei Zheng dua set langsung 15-21 13-21 untuk Indonesia. Selanjutnya Indonesia berhasil menyamakan kedudukan melalui sektor tunggal putri yang diwakili oleh Hanna Ramadhini, Hanna menang melawan Qin Jinjing dua set langsung 21-18 21-16. Kemudia di nomor ketiga, Jonathan Christie berhasil menambah keunggulan tim Indonesia setelah berhasil menundukkan tunggal putra China Shi Yuqi, dua set langsung 21-14 21-18. Namun sayangnya di partai berikutnya China kembali menyamakan kedudukan melalui tunggal putrinya Dongping Huang/Jia Yifan yang berhasil mengalahkan tunggal putri Indonesia Rosyita Eka Putri Sari/Setyana Daniella Florensia Mapasa melalui 3 games, dengan skor akhir 21-15 14-21 11-21. Kemudian pertandingan terakhir dan juga merupakan pertandingan penentu, Indonesia kembali menurunkan Kevin Sanjaya, namun kali ini Kevin berpasangan dengan Masita Mahmudin. Di partai ini Kevin berhasil menundukkan ganda campuran China Kaixiang Huang/Qingchen Chen dengan skor akhir 21-19 16-21 dan 15-21 untuk Indonesia. Dengan kemenangan tersebut Indonesia berhasil mendapat satu tiket final.
Pada hari ini, Minggu 27 Oktober 2013 bertandingan final itu digelar. Kali ini para pahlawan bulutangkis junior Indonesia harus menghadapi tim dari negeri gingseng Korea Selatan. Tim Indonesia jelas sangat berambisi untuk memboyong piala Suhandinata ke tanah air. Maklum saya, turnamen Suhandinata Cup digelar untuk menghormati jasa Bapak Suharso Suhandinata yang notabene nya berasal dari Indonesia. Namun mirisnya, Indonesia sama sekali belum pernah memboyong piala itu ke tanah air alias belum pernah menang.
Pada partai pertama Indonesia berhasil mengguli Korea Selatan dengan berkat tangan dingin Kevin Sanjaya Sukamuljo/Masita Mahmudin yang berhasil mengalahkan Sol Kyu Choi/Yoo Jung Chae dua set langsung dengan skor akhir 21-19 21-16. Namun sayangnya Indonesia gagal mempertahankan keunggulan, dikarenakan tungga putra Indonesia, Jonatan Christie harus takluk oleh tunggal putra Korea Selatan Hyuk Jin dengan skor akhir 16-21 19-21. Kemudia di partai ketiga Super-K, Kevin Sanjaya kembali diturunkan namun kali ini Kevin bermain ganda putra bersama Arya Maulana, mereka berdua sukses menyumbang point untuk Indonesia setelah berhasil mengalahkan ganda Korea Selatan Sol Kyu/Hee Heo 21-16 22-20. Lalu di partai keempat harapan Indonesia ditumpukan kepada tangan Hanna Ramadhini, namun sayang sekali Hanna yang bertanding melawan Hyo Min, harus menerima kekalahan, melalui partai seru dua game langsung dengan skor akhir 15-21 18-21.
Dengan skor imbang 2-2, partai penentu pun dimulai. Partai penentu kali ini merupakan partai ganda putri. Indonesia menurunkan Rosyita Eka Putri Sari/Setyana Daniella, sedangkan Korea Selatan menurunkan Ji Won/Jung Chae. Pertandingan ini berlangsung begitu mendebarkan. Pasalnya kedua tim tentu sangat berharap dapat memboyong piala Suhandinata ke negaranya masing-masing. Para atlet dan official dari kedua negara tampak menyerukan dukungan untuk teman-temannya yang sedang bertanding. Tim dari negeri matahari, Jepang tampak bergabung dengan tim junior Indonesia dan memberikan dukungan kepada Indonesia. Sedangkan tim dari China yang resmi menjadi juara ketiga tampak merapat ke kerumunan tim Korea Selatan.
Para badminton lovers yang tak dapat menyaksikan langsung pertandingan tersebut memilih untuk menonton video streaming ataupun live score melalui jejaring sosial bertajuk twitter. Segala doa terbaik terlontar untuk kesuksesan pahlawan bulutangkis bangsa. Namun sayangnya, pada set pertama ganda putri Indonesia harus mengakui keunggulan tim negeri ginseng, babak pertama ditutup dengan skor akhir 18-21. Jutaan warga Indonesia tentu masih memiliki secerca harapan di set kedua, mereka tentu berharap Indonesia dapat membalikkan keadaan. Namun lagi-lagi, kegelisahan itu pun menggelayuti para pecinta bulutangkis tatkala perolehan skor ganda Korea Selatan jauh mengungguli ganda putri Indonesia. Rosyita dan Setyana tak menyerah begitu saja. Mereka mengumpulkan satu demi satu point agar dapat menyamakan kedudukan. Namun takdir berkata lain, ganda putri Indonesia harus menerima kenyataan bahwa kali ini permainan tim Korea jauh lebih baik. Rosyita dan Daniella gagal menyumbang point, skor akhir pertandingan ini 18-21 11-21.
Dengan demikian Indonesia kembali gagal memboyong piala Sudirman ke tanah air. Namun pencapaian ini merupakan angin segar bagi perbulutangkisan Indonesia. Setidaknya hasil WJC tahun lebih baik dari tahun kemarin, karena tahun kemarin tim beregu junior Indonesia hanya mampu menduduki posisi ke-empat. Meskipun kalah, namun perjuangan dan kegigihan mereka sangat layak di apreasi. Semoga saja prestasi bulutangkis Indonesia kian meroket. Meskipun kini kekuatan bulutangkis kian merata, namun bukan hal yang tak mungkin bagi Indonesia untuk dapat mengulang kejayaan para pebulutangkis senior RI dahulu. Semoga saja prestasi pahlawan bulutangkis junior Indonesia tak terhenti sampai disini. Perjalanan kalian masih panjang teman-teman, di tangan kalian lah kelas estafet perbulutangkisan tanah air dipegang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code