Sabtu, 11 Januari 2014

Sambut 68th Kemerdekaan, Bulutangkis Indonesia Tandai Kebangkitan Besar

Indonesia Raya kembali berkumandang

Sore itu, 4 lelaki berpakaian putih mengirab tongkat besi yang dipasang bendera-bendera. Mereka kemudian tepat berhenti di depan empat buah kawat pancang tempat bilah-bilah itu akan ditautkan sebelum dikibarkan. Disisi lain lapangan, prosesi pemberian medali, bunga dan piala berlangsung meriah. Ekspresi-ekspresi wajah berbeda mewarnai penisbatan sang pemenang di podium juara. Di podium tertinggi, Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad melemparkan senyum bahagia. Wajah mereka sumringah, sesekali Owi menarik nafas panjang sebagai tanda senang sekaligus tak percaya mendapatkan juara dunia untuk pertama kalinya. Butet berdiri kokoh disamping Owi, ia nampak bahagia dengan gelar ketiga yang pernah ia raih sepanjang karir professionalnya di Bulutangkis. Yup gelar juara dunia.
Indonesia Raya pun berkumandang dengan lantang di Tianhe Stadium sebagai tanda bahwa sang pemenang dari Indonesia. Ternyata pesta perayaan itu tak berhenti saat itu. Setelahnya, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan berhasil menjadi yang terbaik dan untuk kedua kalinya membuat publik di Tianhe Stadium was-was. Indonesia sudah dua gelar, China masih dipusingkan dengan mandegnya satu gelar dari nomer ganda putri.
Merah Putih
Merah Putih
Hari ini, tepat 68 tahun Indonesia merdeka. Perayaan kulminasi atas tetes-tetes keringat yang pernah jatuh kebumi untuk mempertahankan kemerdekaan diserukan diseluruh penjuru negeri. Perjuaangan saat ini bukan lagi kepada bagaimana merebut hak dasar rakyat Indonesia yang diambil oleh penjajah di medan perang. Perayaan kemerdekaan saat ini menjadi sarat warna. Pahlawan bisa meuncul dimana saja, kapan saja, dan siapa saja. Tetes tetes keringat, teriakan kemenangan disambut dengan decak kagum serta gegap gempita lagu Indonesia Raya yang berkumandang di tanah orang juga bagian dari sebuah kemerdekaan yang hakiki.
Inilah yang terjadi saat ini di Bulutangkis Indonesia. Bulutangkis Indonesia sempat sangat terjajah dan berada di bawah bayang-bayang negeri tirai bambu. Semenjak Super Series Diperkenalkan tahun 2007 Indonesia selalu minim gelar. Raihan terbaik hanya didapatkan ketika gelaran Super Series tahun 2008, selebihnya negara ini begitu menderita dalam hal gelar. Tahun 2007, Indonesia mendapat 7 gelar Super Series. Tahun 2008, Indonesia berjaya dengan 10 gelar. Di tahun 2009, merah putih hanya kebagian 5 gelar.  Keterpurukan Indonesia berlanjut di tahun 2010, 2011, dan 2012. Di 3 tahun itu, Indonesia hanya mendapatkan masing masing  2, 2 dan 4 gelar. Begitulah masa-masa kemarin. Kini Indonesia menatap lagi masa depan yang ceria, belum selesai tahun 2013, Indonesia sudah mengoleksi 7 gelar Super Series. Indonesia diyakini bisa menambah lagi perbendaharaan ini.
Di ajang Kejuaraan Dunia, Indonesia puasa gelar di 3 kali penyelenggaraan yaitu 2009, 2010 dan 2011.Namun tidak untuk tahun ini. Berbekal persiapan seris meskipun di genjot saat bulan puasa, Indonesia tampil trengginas di babak final kejuaraan dunia 2013. Tampil dengan dua wakil di Final, Indonesia berhasil memboyong dua gelar sekaligus. Prestasi ini juga memupus ambisi China untuk mengumpulkan lebih banyak gelar lagi setelah di dua edisi sebelumnya mereka sukses mengadakan sapu bersih semua nomer.
Di Piala Sudirman 2013, meskipun tak tampil di babak semi final atau atau final, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang dipuji pelatih kepala China yaitu LI Yongbo karena berhasil menyusahkan negeri tirai bambu dalam perburuan gelarnya. Kalah 3-0 di babak penyisihan grup A, Indonesia kembali lagi bertemu dengan China di perempat final. China harus memainkan semua babak sebelum memastikan diri menjadi jawara di babak perempat final ajang dua tahunan tersebut dengan skor 3-2. Selebihnya, tak ada satupun negara lain yang mampu repotkan China. Uniknya, squad yang berangkat ke Kuala Lumpur saat itu merupakan tim muda. Hanya Liliyana Natsir, Hendra Setiawan dan Greysia Polii yang punya pengalaman banyak tampil di event Sudirman tersebut. Selebihnya para pemain muda-lah yang mengisi posisi tim inti.
68 tahun sudah Indonesia merdeka. Di tahun ke-68 ini, Bulutangkis Indonesia sudah menunjukkan prestasi yang luar biasa gemilang. Belum sepenuhnya bangkit, namun setidaknya sedikit demi sedikit target dan pencapaian sudah mulai terlihat. Kedepannya, Bulutangkis Indonesia masih harus terus berbenah, mawas diri dan terus menerus meningkatkan kemampuan diri tanpa pernah berpuas dengan apa yang dimiliki saat ini karena kekuatan Bulutangkis dunia sudah mulai berubah dan bergeser. Tak mutlak lagi China, Malaysia, Korea, Jepang dan Denmark yang menguasai peta persaingan. Saat ini, Inggris, Thailand, Jerman, Spanyol sudah muali berbenah.
So, Selamat Ulang Tahun Indonesiaku, Maju Terus Bulutangkis Indonesia. Bangkit Lah Indonesiaku dan Bangkitlah Bulutangkisku.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code